Sabtu, 19 April 2014

Menhan: Keamanan Maritim, Masalah Rumit Tapi Bisa Dituntaskan
Kamis, 20 Maret 2014 13:20
Liputan6.com, Jakarta - Masalah keamanan maritim menjadi pokok bahasan banyak negara.
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, keamanan maritim
merupakan permasalahan rumit, namun dapat diselesaikan.
"Keamanan maritim dengan permasalahan yang rumit, membutuhkan kerja sama dan
kolaborasi antarnegara serta badan-badan regional dan internasional," kata Purnomo dalam
sambutan perhelatan Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) ke-4 2014 di Jakarta
Covention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (19/3/2014).
Purnomo menjelaskan, laut adalah pusat geostrategis Asia Pasifik, yang berpotensi
mempersatukan namun juga berpotensi menjadi sumber perselisihan di antara negara-negara
Asia Pasifik.
Lebih jauh Purnomo memaparkan, selain kerja sama antarnegara, dibutuhkan suatu aturan
perdagangan dan keimigrasian. "Serta, pengerahan kekuatan militer di wilayah perairan guna
memperketat keamanan maritim," urai Purnomo.
Purnomo menambahkan, nantinya hal itu dapat mendorong kontribusi positif wilayah laut dalam
perluasan perdagangan internasional, peningkatan mobilitas masyarakat di kawasan serta
dalam rangka mencukupi peningkatan tuntutan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Perhelatan JIDD 2014 dibuka Wakil Presiden Boediono. Dalam pertemuan negara-negara
militer di JCC ini sebanyak 46 delegasi dari negara-negara anggota ASEAN, China, India,
Australia, Amerika Serikat dan negara-negara lain dari Eropa dan Afrika hadir dan mengikuti
forum JIDD yang berlangsung pada 19-20 Maret 2014 di JCC, Jakarta.
Para partisipan yang hadir dalam dialog ini terdiri dari para pejabat pemerintah dan pejabat
militer, akademisi, serta pemimpin organisasi maritim seperti International Maritime
Organization (IMO), Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik
Utara (NATO).
1 / 2
Menhan: Keamanan Maritim, Masalah Rumit Tapi Bisa Dituntaskan
Kamis, 20 Maret 2014 13:20
Hadir pula 5 menteri pertahanan dari Australia, Bangladesh, Belanda, Papua Nugini, dan Timor
Leste. Termasuk, 4 panglima angkatan bersenjata dari Australia, Papua Nugini, Sri Lanka, dan
Timor Leste.
Sumber: m.liputan6.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar